Tampilkan postingan dengan label Sejarah Desa Asahduren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Desa Asahduren. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Mei 2009

SEJARAH DESA ASAHDUREN


Keberadaan Desa Asahduren mulai sekitar tahun 1925, Saat itu hutan masih lebat dan hanya ada 10 ora di wilayah ini. Adalah I Dewa Agung Karangasem memerintahkan krama yang ada di Banjar Lebih di sisi utara Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem untuk mengungsi ke Jembrana khususnya di Pekutatan.

Perintah I Dewa Gede Agung tersebut tidak sepenuhnya direspons oleh krama.Mereka masih bertanya-tanya tentang tempat tersebut. Kabar yang terdengar saat itu, tempat mengungsi yang dimaksud banyk nyamuknya dan bisa menyebabkan berbagai penyakit. Namun krama diminta tetap berangkat menuju lokasi yang sudah dipastikan dan tidak boleh menolak.

Karena perintah I Dewa Gede Agung sudah bulat, maka para pemucuk berangkat menuju lokasi yang dimaksud. Setelah tiba di lokasi pengungsian yang dimaksud, ternyata lokasinya sangat baik untuk lahan perkebunan. Nyamuk dilokasi tersebut tidak terlalu banyak. Setelah mengetahui lokasi cukup baik, lalu para pemucuk kembali lagi ke Banjar Lebih.Mereka lalu menceritakan kepada krama yang lain, lokasi yang akan mereka tempati sangat baik untuk berkebun.

Sekitar tahun 1928, dimulailah perjalananoleh tiga keluarga dengan pengantarnya bernama I Belbel. Saat itu, Belbel adalah sebagai prajuru Banjar Lebih. Singkatnya cerita, sampailah rombongan ini diPekutatan, Jembrana.Selanjutnya mereka menuju ke utara, melintasi jalan setapak yang kondisinyamenanjak hingga menemukan lokasi yang datar.sebelum melakukan pekerjaan merabas hutan terlebih dahulu berunding serta tidak lupa memohon petunjuk dan bimbingan dari Sang HyangWidhi. Setelah itu barulah hutan dirabas ke timur, ke selatan hingga bagianutara. Beberapa tahun mereka bekerja, terciptalah luas wilayah desa

" ASAH BEDUURAN "


Atas perintah Ida Dewa Gede Agung, menyusullah 50 orang melihat tempat yang disebut Asah Beduuran tersebut. Mereka lalu berunding untuk memberi namabanjar tersebut hingga disepakati banjar tersebut dinamai Banjar Asah Beduuran.Karena ada kelompok yang datang lebih dulu dan kelompok yangdatang belakangan, mereka akhirnya bersatu dan sepakat memberikan nama Banjar Asahduren, Desa Pekutatan.

Saat itu luas total wilayah Asahduren kira-kira mencapai 162 hektar. Lalu tahun1935 atas permintaan I Dewa Gede Agung dan pemerintah Belanda, serta sudah disepakati krama, ditunjuklah I Ketut Sunda sebagai Klian Banjar Asahduren.Sebagai klian, I Ketut Sunda tidak pernah putus asa dan berusaha, memohonkepada Sang Hyang Widhi agar Banjar Asahduren selalu mendapat keselamatan.

Akhirnya terbukti hingga ada 200 orang yang bermukim didesa Asahduren. Atas kepemimpinan klian juga, tahun 1947 wilayah banjar akhirnya dimekarkan dari Desa Pekutatan sehingga menjadi Desa Asahduren. IKetut Sunda yang akhirnya menjadi kepala desa pertama.

Selanjutnya kehidupan di Desa Asahduren berjalan aman baik, ajeg dengan hamparan yang hijau, pemandangan yang indah yang identik dengan desa gemahripah lohjinawi, sejuk dengan angin semilir serta asri. Begitu juga dengankrama desa yang sudah bisa membangun dengan berpedoman pada konsep Tri Mandala.
** Baca Selengkapnya...